BEKERJA KARENA TERPAKSA

bekerja dengan hati


#CeritaSiBowgel - Bowgel.com. Minggu ini sudah masuk minggu tema di komunitas 1 Minggu 1 Cerita, artinya mak Bowgel harus bikin postingan sesuai tema nie. Berhubung Blog ini masih sepi, Mak Bowgel mau numpang curhat tentang arti kata bekerja menurut dia. 

Heran, kenapa si harus numpang di mari sih, bukannya di tempatnya sendiri aja. Bowgel curiga nie, pasti ceritanya receh banget. Hadeeeh ! 

Tapi gak apa-apalah, minimal bisa bikin rumah Bowgel gak diisi sarang laba-laba digital. Hahaha..  

Baiklah, Bowgel over voice ke suara Mak Bowgel, yes ?! Silakan ! 

BEKERJA KARENA TERPAKSA



Hehehe... emang paling asik tuh mau cerita receh ya di sini, orang gak akan peduli. Yekan ? Dan hari ini saya pingin cerita tentang bagaimana saya jatuh cinta terhadap pekerjaan dan menikmatinya. 

Awal saya mendapatkan pekerjaan karena terpaksa. Yup ! Terpaksa saya harus kerja untuk menghidupi diri sendiri. Menjadi perantau mau gak mau memang harus menghasilkan uang dan mandiri.

Sebelumnya saya tinggal dan numpang sama keluarga. Tapi yang namanya numpang kan gak enak kalo diem-diem aja. Jadi apapun pekerjaan yang ada ya disikat saja. Hahaa..

GAGAL MENJADI SARJANA


cerita si bowgel


Dulu kala pekerjaan itu hanya semacam batu loncatan saja sih, karena niatan saya setelah satu tahun  kerja adalah pingin ngelanjutin kuliah yang sempat terhenti. Tapi rencana tinggalah rencana. Udah asyik bekerja jadi lupa segalanya.

Pernah saya mendapatkan kerja menjadi penunggu Men's Wear di Metro PIM. Namanya kerja jadi penjaga, biasanya ada shift bergantian. Apesnya kalo pas kena shift malam. Nyampe rumah sekitar jam 12 an malam.

Anehnya, ada aja berita yang mampir ke kampung halaman. Dibilangnya saya jadi wanita malam. Hahaha..  ya benar juga sih, kadang emang pulang malam, tapi gak gitu cara mainnya.

Bahkan pernah si Mbah nangis-nangis disangka saya kerja di bisnis kehidupan malam. 😂😂 Suwek banget emang yang bikin gosip. Pingin saya slepet aja kepalanya, tapi saya ingat dia lebih tua.

PENJAGA TOKO


Tahun ketiga saya di Jakarta, akhirnya saya mendapatkan pekerjaan baru. Kali ini jam kerjanya ala jam kantor, cuma liburnya pas Minggunya aja.

Pekerjaan saya berhubungan dengan material seni. Hal yang saya gak ngerti sama sekali. Dahulu kala saya gak bisa gambar, dan gak punya latarbelakang seni sama sekali. Tapi karena terpaksa, mau gak mau dihajar saja. Yang penting dibayar biar bisa buat makan. Hahaha..

4 tahun pertama, rasanya seperti neraka (lebay). Saya yang gak ngerti apa-apa tentang seni, kadang dipaksa menjelaskan produk pada pembeli. Yang bikin saya panas dingin itu, kalo saya harus menjelaskan ke Cust. Orang asing dengan bahasa Inggris. Rasanya pingin kabur aja. 🤭🤭🤭 tapi justru di sinilah bahasa Inggris saya jadi berkembang.

Belum lagi menghadapi customer yang macem-macem. Dari mulai yang nyentrik hingga yang ribet.

Ada beberapa perlakuan customer yang akhirnya membuat saya belajar, "evva, kalo kamu jadi cust. di tempat lain jangan kayak dia !".

Hal itu pula yang membuat saya belajar gak semena-mena terhadap mbak/mas yang bekerja melayani cust. ataupun profesi lainnya.

Dalam hati, saya selalu bilang, "jangan mentang-mentang bisa bayar, lalu berlaku seenaknya !". Saya mencoba menerapkan itu di mana pun saya berada.

Belum lagi anggapan remeh dari orang-orang yang saya kenal dekat, " hello.. kamu jauh-jauh ke Jakarta cuma jadi penjaga toko ? ". " Emang gaji kamu cukup buat makan ? Mendingan pulang kampung aja ! ".

Hahaa.. kenapa memangnya penjaga toko ? Apa yang salah kerja menjadi penjaga toko ? Terlihat lebih rendah kah dari klean, klean, klean yang kerja di balik meja ?

TIME TO LEARN


Moment yang membuat saya belajar dan jatuh cinta terhadap pekerjaan adalah ketika saya dimaki-maki sama Cust, sambil mencibir , " lu gimana sih ? Jual barang kok gak ngerti ? ". Rasanya pingin gw kuncir bibirnya, hahaha...

But, it was true and that's hit me ! Dari mulai situ saya belajar memperdalam segala hal yang berhubungan dengan material melukis. Dari mulai jenis-jenis pigmen, bahan dasar pigmen, perbedaan setiap brand, fungsi medium lukis, bahkan mempelajari efek tiap warna terhadap suhu atau cuaca.

Menariknya lagi ketika saya belajar tentang range warna cat. Dulu bayangan saya, warna itu hanya dikategorikan menjadi merah, kuning, biru, hitam, putih atau mijikuhibingiu saja. Tapi ternyata, setiap warna memiliki gradasi yang macam-macam.

Warna putih saja ada beberapa pilhan warna. Ada flake white, zinc white, soft mixing white dan titanium white. Itu baru satu jenis cat dan brand yang sama. Belum lagi brand lainnya.

Merahpun punya banyak jenis, ada vermillion, scarlet, cadmium red, alizarin crimson, naphtol red, pyrolle red, permanent red, madder lake dll. Kuning dan biru pun juga begitu.

Di sinilah saya menemukan keasikan dalam belajar mengenal warna dan karakternya. Setiap warna tersebut di atas juga punya karakter berbeda-beda. Misalnya saja, alizarin crimson itu selalu memiliki pigmen transparan, sementara cadmium red memiliki pigmen yang lebih solid (opaque) dan berpotensi beracun jika digunakan dalam jangka panjang pada area yang sirkulasi udaranya tak baik (terutama jenis cat minyak).

Mendalami warna-warna membuat saya akhirnya belajar juga tentang fungsi medium lukisnya. Misalnya perbedaan liquin dan refined linseed oil. Medium yang memiliki fungsi sama tapi menciptakan efek yang berbeda pada lukisan.

Yang menarik lagi, ketika banyak yang datang dan bertanya tentang solusi dari permasalahan mereka yang berhubungan dengan lukisan.

Misalnya, kenapa lukisan saya berjamur padahal disimpan di tempat kering ? Bagaimana solusi kanvas yang retak padahal sudah ada lukisannya ? Dan pertanyaan lainnya, yang lebih cocok ditanyakan ke orang-orang  dengan latar belakang bidang seni.

Alhamdulilah, bermodalkan pengetahuan yang saya baca dari buku, internet dan sumber lainnya, sedikit banyak saya bisa membantu mereka mendapatkan solusi.

Belum lagi kalo ada customer yang datang berkonsultasi tentang warna. Biasanya mereka membawa contoh gambar yang ingin dilukis, dan berkonsultasi tentang warna apa saja yang dibutuhkan.

Ada beberapa warna yang memang tidak disediakan oleh produsen, kecuali mixing warna sendiri. Di sinilah saya merasa menjadi manusia yang berguna bisa membantu mereka menemukan warna yang dicari. Hahaha..

MENEMUKAN PASSION


bowgel.com


Bekerja di bidang ini membuat wawasan saya justru berkembang. Bersyukurnya lagi, owner tidak membatasi cara kerja saya. Dia memberikan saya ruang yang luas untuk belajar tentang dunia seni, khususnya material lukis. Sering saya mencoba bereksperimen tentang material lukis. Tujuannya, ketika saya ditanya, saya bisa menjawabnya.

Hampir setiap hari saya berinteraksi dengan orang yang berbeda-beda, ngobrol dengan mereka menjadi tambahan sumber pengetahuan juga.

Customer saya berasal dari disiplin ilmu yang berbeda-beda juga. Ada yang memang seniman, selebriti, pelajar, dosen, ekspatriat, hobbi bahkan rektor pun juga ada. Percakapan kami juga macam-macam gak melulu di dominasi tentang seni.

Namun yang paling seru tuh kalo ngobrol sama pelukis dan bercerita tentang pandangan mereka terhadap dunia seni yang ada di Indonesia. Belum lagi kaitannya antara seni dengan sosial budiya. Saya sering mlongo mendengar penjelasan mereka. Mlongonya antara kagum, dan gak ngerti sama sekali. hahaha...

Yang paling berkesan adalah ketika saya mengenal rektor IKJ, Pak Sardono W Kusumo. Saya banyak belajar dari beliau. (Ngomong-ngomong, dulu dia pernah ngasih angpau lebaran buat tambahan beli tiket kereta, hahaha.. gak akan pernah lupa)

Pernah suatu kali beliau bertanya, " kamu sudah banyak mengetahui tentang produk lukis, kenapa gak mencoba melukis saja ? Kamu sudah punya modal pengetahuan."

Saat itu jawaban saya sangat klise sekali, " saya gak bisa gambar pak."

Tapi dia tetap menyemangati, "jangan menyerah bahkan sebelum kamu mencobanya". 

Ada juga selebriti yang dari kecil sudah saya idolakan, Tio Pakusadewo. Siapa yang menyangka saya bakalan beberapa kali berinteraksi dengan beliau dan mendapatkan wejangan gaya hidup yang lebih sehat. 😂😂😂.

Pertanyaan seperti itu memang seringkali saya dapatkan dari para pelukis. Dari sinilah kepercayaan diri saya mulai tumbuh.

Pelan-pelan saya mulai belajar menggambar. Diawali dengan obyek sederhana, hingga akhirnya bisa menciptakan karakter Bowgel. Yang paling membuat saya tersentuh adalah ketika saya ditawari menjadi salah satu peserta pameran 30 x 30 yang berlangsung akhir tahun lalu di Marto Art Center.

Lebih mengharukan lagi ketika karya saya diapresiasi oleh seniman yang sudah senior. Banyak pelukis senior yang datang ke pameran menyapa saya sambil berkata, " karya kamu yang mana ? tunjukkan ". Dan setelahnya, mereka menambahkan, " jangan berhenti berkarya, sering-seringlah ikutan event kayak gini." Entah kenapa, tapi saya merasa sangat dihargai dan diapresiasi sebagai bocil di dunia lukis.

Ngomong-ngomong, bulan Maret nanti akan ada Pameran 30 x 30 di Bandung loh, tepatnya di Thee Huis Bandung. Datang ya ! Hahaha... (Intermezo)

Dari penjaga toko, saya menemukan passion yang membuat hidup saya lebih menarik, yaitu melukis.

KESIMPULAN


Mungkin, jika dulu saya menyerah dan berhenti bekerja, gak akan menjadi seperti sekarang. Mungkin saya akan melewati banyak kesempatan untuk mengenali potensi diri saya sendiri.

Mungkin jika saya malu akan profesi ini dan terbujuk untuk mencari pekerjaan lain, saya gak akan banyak belajar tentang seni dan menghargai.

Saat ini, bekerja bagi saya adalah kegiatan yang menyenangkan. Meski lelah tapi saya merasa bahagia. Terlebih semakin ke sini saya semakin mengetahui tentang produk apa saja yang saya tawarkan. Jadi tekanan sudah mulai berkurang. Hahaha..

Bisa dibilang pekerjaan membantu saya menemukan passion. Butuh waktu lama memang untuk bisa enjoy dan gak merasa tersiksa saat bekerja. Tapi saya bersyukur sudah mampu bertahan dan menikmati hasilnya. Hahaha...

Ini ceritaku, mana ceritamu ?

si bowgel

SALAM COMEL !

Post a Comment

3 Comments

  1. Panjang juga ya mbak perjalanannya. Memang harus selalu ada mau usaha berlelah2 di awal untuk bisa menikmati hasil yang maksimal. Sukses terus ya mbak. Suka sama si bogwel :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ya.. Tapi karena enjoy banget, rasanya baru kemarin saya belajar hahaha. Kadang gak nyangka juga keras kepala saya mempertahankan sesuatu bisa saya rasakan manfaatnya.

      Delete
  2. Salut mba tetep kerja walau terpaksa. Kalo dipikir2 kok aku terlalu memanjakan diri ya... aku tipe orang yang gak mau jalanin kerja yang gak aku suka. Hiks :(
    Padahal kan harusnya ya trabas aja, kan kebutuhan hidup banyak

    ReplyDelete

Berkomentarlah dengan bijak. Demi kenyamanan bersama jangan menyertakan link hidup, spamming dan komentar SARA. Gunakan URL link untuk dikunjungi balik.