RODA JERAMI SI ERI

RODA JERAMI SI ERI



#CeritaSiBowgel - Bowgel.com. | RODA JERAMI SI ERI

Waktu kecil, kekreativan apa yang kalian miliki ? Apakah yang biasa atau justru di luar kepala ?  #eh . Nah kali ini Bowgel punya cerita lucu nieh. Cerita ini sebenarnya punya teman Si Bowgel nie. Hihihi.. Bowgel mah cuma nyeritain ke kalian lagi. Hehehe... 

RODA JERAMI SI ERI


Namun sebelum itu, Bowgel mau memperkenalkan pada kalian lebih dulu. Selain si emak, Bowgel juga punya teman lainnya.

Jadi Bowgel punya genks yang namanya Ga-Je. Genks ini tuh terdiri dari 5 orang. Ada 2 orang cewek dan 3 orang cowok. 

Kita berlima memiliki ketertarikan pada hal yang berbeda-beda. Yang menyatukan kami adalah tingkat keGaJean yang luar biasa. Hihihi.. 

Kali ini salah satu teman Bowgel namanya Eri mau bercerita tentang kisah masa kecilnya. Agak absurd dan Gaje sih, cocoklah sama Genks kami. Hahaha.. ini dia ceritanya.

CERITA SI ERI 



Sebut saja namaku Eri. Laki-laki tulen yang hidup di daerah Banyuwangi. Hihihi.. saya memiliki saudara perempuan yang umurnya di atasku beberapa tahun.

Waktu kecil, kami sering bermain bareng. Meskipun dia perempuan, dia seneng tuh bermain bareng adik laki-lakinya. Namanya juga sodara, hahhaa...

" Er.. enaknya sore-sore gini kita muter-muter pake sepeda ke area sawah ni ? sambil tunggu waktu magrib, siapa tahu kita bisa sekalian menyaksikaan matahari berwarna kejinggaan", Ujar kakakku, Erika.

" Ide bagus tuh Mbak, mumpung mataharinya cukup bersahabat nie, gak panas-panas banget, yuk ah !", sahutku, sambil menuju ke garasi samping rumah. 

Kami memiliki 2 sepeda yang sedikit berbeda. Sepeda kakakku lebih girly karena ada keranjang di bagian depannya, semetara sepedaku khas anak laki-laki, lebih sportif. Saya menyebutnya BMX, hahaha.. 

MENGELILINGI SAWAH


illustrasi by Muhammad Hasan
Credit Image Pixabay : Mohamed Hasan



Hal yang paling saya syukuri selama hidup di desa itu, adalah rumah kami yang mewah, alias mepet sawah. Angin selalu setia menerpa pekarangan rumah kami dengan manja. Udaranya masih segar dan suasana belum sebising seperti di kota. Sejauh mata memandang pun hijau dedaunan masih banyak yang menyapa. Jadi mata kami dimanjakan oleh warna-warna alam.

Hari itu kami pun memutuskan untuk bersepeda keliling desa. Kakakku dengan sepeda girly-nya, dan saya dengan sepeda BMX kebanggaan.

Selama perjalanan kami sering berpapasan dengan tetangga. Kami saling bertegur sapa satu sama lain, sesekali bahkan saya berhenti untuk mengobrol ringan dengan teman sebaya sebelum mengayuh sepeda kembali ke jalanan.

Dengan semangat 45, kami menyusuri rumah-rumah penduduk dan juga area persawahan. Pemandangan yang cocok buat terapi mata. 

Daun padi yang hijau ataupun menguning merupakan supplemen mata dari alam, gratis pula. Hehhee... Belum lagi kumbang berwarna emas atau polkadot merah hitam dan serangga yang beterbangan kesana kemari. Bahkan ada juga teman-teman main lainnya yang sedang menggembala hewan peliharaannya. Hewan-hewan  peliharaan itu memakan rumput liar di area pinggir persawahan. 

Ada juga teman sebayaku yang lainnya, bermain layang-layang sambil berlarian di area pematang, seru sekali menikmati pemandangan kayak gini. Saya yakin suasana kayak gini gak pernah dinikmati oleh anak-anak di kota metropolitan. 

BAN BOCOR


Saking asiknya bersepeda sambil menikmati udara dan pemandangan, kami kurang memperhatikan permukaan jalan. Padahal jalanan yang kami lewati tak semulus jalanan ibukota. Kerikil dan tanah masih mendominasi area jalan. Bahkan kalo tak berhati-hati, batu-batuan juga masih banyak berserakan. 

Tiba-tiba saya merasa laju sepeda saya agak aneh. Kayak ada yang gak beres gituh. Saya pun menghentikan lajunya dan memeriksanya.

" Kok berhenti Er, ada apa ? ", tanya kakakku dari belakang. Dia juga menghentikan perjalanannya. 

" Duh Mbak, kayaknya ban sepedeku ada yang gak beres deh nie, mendadak aneh banget dibuat jalan, kita berhenti sambil istirahat sebentar ya ?", ujarku sambil memeriksa bagian ban sepeda.

" Okelah !", sahut kakakku sambil memasang standar pada sepedanya. 

Dan benar saja ! ternyata salah satu ban sepedaku ada yang kempes. Duh ! Ini yang bikin males banget, hadeh ! apalagi di tengah area persawahan gitu mana ada tukang tambal ban ! Haduh ! kok ya ada-ada aja sih. 

" Wah Mbak, banku bocor nih, waduh, gimana nieh, masa saya harus dorong ya ? lelah jiwa Mbak !", ungkapku kesal sambil garuk-garuk kepala. 

" Ya udah kita berhenti istirahat lagi aja, sambil mikir kali aja ada solusinya ! Barangkali nanti ada tetangga lewat bawa motor, kamu bisa nebeng bawa sepedanya. ", Jawab Mbakku menenangkan.

Sambil clingak clinguk berharap tetangga lewat, mataku tertuju pada aktivitas seseorang yang lagi menumpuk jerami yang tak terpakai.

"Pasti jerami itu ditumpuk mau dibakar tuh !", pikirku.

IDE BRILIANT


Mendadak, seperti tersambar kilat cahaya, aku mendapatkan ide brilian.

"Eh Mbak, tunggu di sini ya ! Saya mau minta tolong ke Bapak yang di sana itu !", Kataku sambil menunjuk ke arah bapak yang lagi numpuk jerami.

" Mau ngapain kamu ? Jangan mengganggu orang yang bekerja !", Jawab kakakku mengingatkan.

" Tenang aja mbak !", selorohku sambil berlari kecil menuju area si Bapak.

" Assalamualaikum Pak ! ", Ucapku memberi salam.

" Walaikumsalam, ada yang bisa saya bantu nak ? ", Jawab si Bapak sambil tersenyum.

" Hmmm.. anu.. ! Saya mau tanya, apakah jerami ini masih digunakan ? Atau hendak dibakar ? ", Tanyaku pada si Bapak petani.

" Owh ini, ini jerami yang sudah gak terpakai, mau Bapak bakar ! ", Jawabnya.

" Owh, kalo gitu.. bolehkah saya memintanya ? ", Tanyaku berhati-hati.

" Owalah.. mbok diambil aja ini ! Butuhnya seberapa ? Silakan.. ambil aja ! ", Jawabnya sambil tersenyum.

" Wah, terima kasih pak... Saya akan mengambil sebanyak yang saya saya butuhkan saja.. ", jawabku kegirangan.

" Sebentar ya pak, saya kasih tahu mbak saya yang di sana dulu. ", Tambahku lagi. Akupun menghampiri si mbak sambil senyum-senyum girang.

" Kamu kenapa si Er seneng banget ! Emang si bapak bisa bantu boncengin kamu pulang ? ", Tanya si Mbak penasaran.

" Hihi.. si Bapaknya si memang membantu aku, tapu bukan mau boncengin pulang mbak, tapi mau yang lainnya.. Sebentar ya, tunggu di sini dulu, saya mau bawa sepeda ke sana, eh.. atau mau ikut saya ke sana juga boleh ! ", Jawabku sambil menenteng sepeda ke arah si Bapak.

Kulihat ke belakang, Mbak Erika mengikuti langkahku. Pikirku, " kebetulan banget, si mbak nanti bisa bantuin."

Sesampainya di area tumpukan jerami, aku mulai memeriksa salah satu ban sepeda ku lagi. " Yang satu masih bulat utuh ini, dan agak keras kalo ditekan, berarti sebenarnya aman."

Namun sesaat kemudian, terdengan suara ," Zzsszsss... " Angin keluar dari ban sepeda.

" Loh ? Kok malah kamu kempesin keduanya Er, nanti pulang gimana ? ", Tanya mbakku penasaran. 

" Tenang mbak, tadi kan saya bilang, saya dapet ide cemerlang. Nah ini maksudnya ! , " Jawabku tenang sambil cengengesan.

Saya pun mulai mengisi rongga Ban bocor dengan jerami.

Yup.. ! Karena sulit mendapatkan pompa ban maupun  bengkel sepeda, jerami pun ternyata bisa menjadi gantinya. Hihi.. setidaknya roda ban sepedaku bisa menggelincir dengan sempurna.

Biar adil, saya mengisi kedua ban sepeda dengan jerami, hingga ban roda terlihat membundar dan siap menerjang jalanan.

" Owalah Er..er.. Gak nyangka loh aku. Kok ya kamu tuh punya ide kayak gitu ", kata Mbakku sambil geleng-geleng kepala. 

Meskipun ide ini tergolong nyeleneh dan anti mainstream, tapi setidaknya dengan cara ini saya bisa pulang ke rumah dengan selamat. Hahahaha..

Kalo dipikir-pikir, kadang kreatifitas kita muncul di saat berada di situasi yang tak terduga.  Kayak saya ini misalnya, hahaha..

Kalo kalian, ide cemerlang apa yang pernah muncul di situasi tak terduga ? Share di kolom komentar yuk ! 

Post a Comment

0 Comments